Bandung, kawalitv.com
Dalam upaya menggapai kemuliaan dan keutamaan puasa bulan Ramadhan 1439 H 2018,
Senin, 14 Mei lalu, bertempat di West Point Hotel di bilangan Jalan Raya Garuda Kota Bandung, Pengurus Wilayah Jawa Barat Ikatan Notaris Indonesia (Pengwil INI) mengelar acara tausiyah menyambut datangnya puasa ramadhan.
Senin, 14 Mei lalu, bertempat di West Point Hotel di bilangan Jalan Raya Garuda Kota Bandung, Pengurus Wilayah Jawa Barat Ikatan Notaris Indonesia (Pengwil INI) mengelar acara tausiyah menyambut datangnya puasa ramadhan.
Acara tausiyah ini digelar usai acara diskusi hukum dan hebatnya para peserta belum bergeser dari kursi-kursinya dengan hadirnya Ustaz Tatan Achmad Santana dari Cibiru, Kabupaten Bandung. Kali ini tema yang angkat adalah soal kedermawanan.
Ustaz yang akrab disapa Tatan ini mengutarakan bahwa kedermawanan akan memberikan kebaikan pada sekitar anda, termasuk diri anda sendiri.
Tak dapat dipungkiri, kata Ustaz Tatan saat bertemu bertemu orang lain cara pertama yang paling mudah dilakukan untuk memberi penilaian adalah dengan melihat penampilannya. Dan Ustaz Tatan mengungkapkan bahwa sekarang ini kecenderungannya orang terlalu mudah melihat ketaqwaan seseorang saja dari pakaian atau baju taqwanya.
"Kedermawanan adalah akhlaq sangat mulia. Setiap muslim hendaknya berusaha untuk menjadi orang yang dermawan. Jangan sebaliknya, yaitu bersifat pelit atau bakhil. Barangsiapa terhindar dari sifat bakhil sungguh dia akan beruntung.
Janganlah pernah membuka diri untuk kekufuran," ujar Ustaz Tatan mengawali tausiyahnya.
Menurut Tatan, kedermawanan itu adalah perkara sifat, bukan perkara jumlah uang atau harta. Dan meneladani sifat Rasulullah SAW, yaitu dermawan yang sangat luar biasa. Namun ketahuilah Rasulullah pribadi yang dermawan tidak hanya terbatas pada aspek materi saja".
Disampaikan Tatan bahwa ciri-ciri orang bertaqwa itu salah satunya adalah menjadi pribadi yang dermawan dan sebagai pribadi tentunya dia gemar berbagi kepada sesama dan tidak bersikap keras kepada yg berbeda keyakinan.
"Selain pribadi dermawan itu mencintai dengan menunjukan dengan cara berbagi kepada sesama. Ketahuilah, Islam tidak mengajarkan kepada kita menjadi pribadi-pribadi yang pemarah dan sangat menghargai sesama," terang Tatan.
Selain itu lanjut Tatan orang yang memiliki sifat dermawan selalu menyayangi siapa pun dan mempunyai sangat rela berkorban untuk menolong manusia. Dia juga tidak sombong ketika memiliki harta melimpah, selalu menggunakan hartanya untuk kebaikan serta mendahulukan kepentingan umum.
Ustaz Tatan mengungkapkan peradaban Islam itu bangkit dari sifat kedermawanan. Hanya saja semangat untuk mendasari amalannya kali ini yaitu melalui ilmu pengetahuan. Adalah Fatimah Al-Fihri, muslimah Tunisia yang lahir 1216 tahun silam atau tepatnya 800M, dari keluarga kaya dan bangsawan yang memiliki jiwa sosial tinggi.
Dialah pendiri Universitas Al Karaouine (Al-Qarawiyyin) di Fes, Maroko, sebuah Universitas Pertama di dunia yang dibangun tahun 859M. Jauh sebelum Al Azhar, Cambridge, Harvard, Oxford didirikan. Fatimah memainkan peran utama dalam menyebarkan cahaya pengetahuan dan tonggak untuk pertukaran budaya antara peradaban Islam dan Eropa.
Tatan mengingatkan kepada rekan-rekan notaris untuk selalu bersabar menjalani amanah jabatan. Menurut Tatan, sabar merupakah salah satu pilar kebahagiaan bagi seseorang yang akan memberikan ketenangan dan ketentraman di dalam jiwa manusia.
Sabar dimaksud Tatan adalah sabar dalam ketaatan kepada Allah. Dan jalan menuju Allah adalah jalan tentunya penuh dengan rintangan. "Maka barang siapa yang ingin menundukkan dan mengekangnya maka dia harus bersabar," terang Ustaz Tatan.
Sabar menurut Tatan ada tiga perkara. Pertama, sabar adalah memelihara (menetapkan) jiwa pada ketaatan kepada Allah dan selalu menjaganya, dan memeliharanya dengan keikhlasan serta memperbaikinya dengan ilmu. Kedua, sabar adalah menahan jiwa dari maksiat dan keteguhannya dalam menghadapi syahwat dan perlawanannya terhadap hawa nafsu. Ketiga, sabar adalah keridhaan kepada qada’ dan qadar yang telah ditetapkan oleh Allah tanpa mengeluh di dalamnya dan keputusasaan. (Pramono&wsn)
0 comments:
Post a Comment