Sunbawa Besar - Rabu (12/7/2023), bertempat di Auditorium Universitas Samawa, Jl. Raya Sering, Kec. Unter Iwes, Kabupaten Sumbawa besar telah berlangsung Kuliah umum pembekalan Wasbang kepada Mahasiswa Universitas Sumbawa dalam rangka Pelepasan Mahasiswa Kuliah kerja lapangan (KKL) Angkatan XXV tahun 2023 dengan Tema Penguatan Karakter Pancasila dan Ber Bhinneka Tunggal Ika dalam Era Digital
Ternasuk tentang nilai nilai dalam 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang meliputi Pancasila, Undang Undang Dasar 1945,Bhineka tunggal ika, NKRI.
Tentang sejarah Revolusi Mental pertama kali digunakan Presiden Soekarno tahun 1957 ketika revolusi nasional sedang berhenti. Gerakan itu ditujukan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru yang berhati putih, berkemauan baja, elang rajawali yang bersemangat, berjiwa api yang menyala-nyala, Nilai-nilai Kebangsaan,
Di Era Digital di harapan agar lebih Cerdas memilih dan memilah menggunakan Medsos, Mahasiswa harus bisa menunjukkan yang terbaik buat masyarakat.
Pada kesempatan tersebut Dandim 1607/Sumbawa Letkol Czi Eko Cahyo Setiawan, SE., M.,Han., menegaskan, Civitas Akademika harus dapat menjadi agen penangkal Proxy War.
“Para mahasiswa nota benenya sebagai duta intelektual multi keilmuan harus memahami perjalan panjang sejarah perjuangan bangsa sehingga menjadi modal dasar yang baik dalam pengabdian,” ujar Dandim saat memberikan materi wawasan berbangsa dan Bernegara pada kegiatan pelepasan mahasiswa KKL angkatan XXV tahun 2023.
Selain itu Dandim juga mengingatkan kepada seluruh peserta pembekalan, baik di dalam kampus maupun di tengah masyakat agar dapat mewaspadai ancaman yang dapat menganggu keutuhan NKRI.
Lanjutnya, acaman Proxy War (perang proxy) bagi bangsa Indonesia adalah suatu hal yang nyata mengingat negara Indonesia memiliki banyak potensi kekuatan dan keunggulan-keunggulan sekaligus potensi kekuatan dan keunggulan itu dapat digunakan saling bertantangan sehingga dapat mengancam eksistensi NKRI.
“Bangsa Indonesia berdiri berdasarkan kesepakatan dan kemauan dari berbagai kelompok suku, bangsa, ras, bahasa namun memiliki perasaan dan tujuan yang sama. Dengan “Bhineka Tunggal Ika” bangsa kita menjadi bangsa yang kaya, kuat, berdaulat dan toleran,” ujarnya lagi.
Untuk itu, kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia harus dapat dijaga dan dilestarikan oleh semua komponen bangsa terutama generasi Indonesia yang memiliki kemampuan intelektual.
Dandim juga mengingatkan, bahwa pemicu proxy war diantaranya adalah karena perebutan sumber energi dan sumber pangan.
“Kondisi penduduk bumi saat ini sudah tidak seimbang, dimana jumlah penduduk semakin banyak namun jumlah energy semakin menipis,” terangnya.
Dia menuturkan persediaan energi, pangan dan air di bumi semakin menipis, sehingga banyak bangsa yang melakukan migrasi ke negara-negara yang memiliki iklim tropis untuk mendapatkan sumber energi dan pangan itu.
“Salah satu negara tujuan dari migrasi itu adalah Indonesia, karena kita memiliki semua sumber energi dan sumber pangan,” tuturnya.
Kepada civitas akademika khususnya mahasiswa universitas Sumbawa dapat mengerti dan memahami bahaya proxy war, sehingga dapat bersama-sama mewaspadai dan menangkal berbagai cara yang digunakan negara dalang untuk menghancurkan suatu Negara melalui berbagi aspek berbangsa dan bernegara baik itu melalui ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, agama dan pertahanan keamanan.
“Mari kita buka mata, telinga, hati dan perhatian kita untuk melihat negeri yang kita cintai ini, tingkatkan rasa cinta dan kesadaran akan nasionalisme, sehingga bangsa kita akan mengalami perubahan untuk menuju kehidupan yang lebih baik,” harapnya.
Dandim juga mengatakan bahwa berbagai cara akan digunakan oleh negara-negara lain untuk dapat menguasai negara Indonesia. Melalui proxy war negara dalang akan membuat generasi Indonesia agar tidak kreatif dan inovatif namun sebaliknya akan lebih bergaya hedonistik dan konsumtif.
“Generasi kita akan dirasuki kehidupan gaya kosmopolitan seperti sex bebas, penyalagunaan Narkoba, LGBT, Neoterorism, Bahaya internet dan lain lain sebagainya,” jelasnya.
Dia menegaskan bahwa manakala bangsa Indonesia tidak menyikapinya dengan baik dan bijaksana, hal ini akan membawa kehancuran pada generasi masa depan Bangsa sehingga dengan sendirinya akan melemahkan dan menghancurkan kehidupan berbangsa dan bernegara
Adapun hadir Pada kesempatan tersebut ; Bupati Sumbawa Drs H.Mahmud Abdullah, Rektor Universitas Sumbawa Prof. Dr. Syaifuddin Iskandar, M.Pd, Dandim 1607/Sumbawa Letkol Czi Eko Cahyo Setiawan, S.E., M.Han., Kapolres Sumbawa AKBP Heru Muslimin, SIK., M.I.P,.Dekan Hukum Universitas Sumbawa Dr. Lahmuddin Juhri. SH., M.Hum,.Ketua LPPM Wulan Ayu, STP., M.Si,Para Wakil rektor dan Dosepembimbing Universitas Sumbawa, Camat Moyo Hilir Bapak Ukmadin, S.E, Sekcam Unter Iwes Ednun S. Sos, Kades Labuhan Burung Bapak Iwan Iskandar Putra, Kades Luk Bapak Junaidi, Kades Batu bangka H. Abdul Wahab, Ketua Bem Universitas Sumbawa Fahri Satriadi, Mahasiswa Universitas Sumbawa.
Kegiatan Kuliah Umum Wasbang yang di selenggarakan merupakan Program Gerakan Nasional Revolusi Mental yang diselenggarakan oleh Universitas Samawa bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia dan Forum Rektor Indonesia (FRI) dengan tema Membangun Literasi Digital Ethic Upaya Mewujudkan Budaya Masyarakat Digital yang Santun dan Beradab
Tujuan Wasbang yang diberikan Dandim 1607/Sumbawa adalah untuk membentuk karakter Mahasiswa untuk selalu cinta tanah air mengenai jati diri dan tanah airnya sebagai negara yang mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.**Fadli.B