NYANGKU 2015

Ritual Upacara Nyangku merupakan tradisi masyarakat Panjalu untuk menghormati leluhur Raja Panjalu bernama Borosngora yang biasa dilaksanakanan setiap bulan Maulud. Ribuan masyarakat Kecamatan Panjalu  dan sekitarnya, mengahadiri acara perayaan Ritual Upacara Adat Nyangku.
Inti pada kegiatan 
Ritual Nyangku tersebut, panitia mengatakan, adalah untuk membersihkan benda-benda pusaka yang dimiliki oleh kerajaan Panjalu.

Menurut Mumu (41) kuncen Nusa Situ Lengkong Panjalu, Budaya ini sudah ada sejak dulu. Tidak hanya masyarakat Panjalu yang mengikuti prosesi ini, melainkan juga warga datang dari luar daerah yang ikut melibatkan diri pada prosesi adat ini. Menurut pengakuan mereka, air dari sisa membasuh pusaka konon dapat digunakan untuk obat, bahkan bisa di pakai untuk syarat ritual tertentu.Namun kami beserta para tokoh ulama serta para tokoh panjalu, sudah sering mengingatkan kepada masyarakat yang datang dari luar kota maupun dari lingkungan Panjalu sendiri, agar jangan sampai prilaku itu menyimpang dari aqidah kita, yang nantinya bisa menjadi musyrik. Ujar kuncen setempat Mumu.
Mumu, para tokoh agama serta tokoh masyarakat berharap serta meminta kepada semua mayarakat, jangan sampai prosesi budaya dijadikan ajang yang dapat mengotori prosesi tadi. Apalagi sampai menyimpang dari aqidah, jadi marilah kita melestarikan budaya tanpa harus menyimpang dari aqidah ujarnya
Bagi warga Panjalu, nyangku sudah menjadi hari besar yang biasanya tidak dilewatkan begitu saja. Selain hari raya Iedul Fitri, acara nyangku pun menjadi momen tepat para perantau untuk pulang kampung. Tentu, masyarakat yang lebih luas pun segera merespon kegiatan ini. Ribuan masyarakat selalu membanjiri kota kecamatan Panjalu setiap kali digelar upacara tradisi nyangku.
Biasanya, seminggu menjelang digelarnya upacara nyangku, suasana Panjalu terasa semarak. Ratusan umbul-umbul berjejer rapih sepanjang jalan yang melintasi pusat kota. Demikian pula dengan Alun-alun Panjalu yang telah ditata untuk pelaksanaan Upacara Ritual Nyangku.
Kegiatan ini berlangsung setiap bulan Mulud, pada hari Senin atau Kamis di minggu terakhir. Nyangku merupakan syukuran warga Panjalu dalam memperingati pertama kalinya Prabu Boros Ngora syi’ar Islam di tanah Panjalu. Oleh karena itu, nyangku menjadi agenda penting yang telah turun-temurun melestarikan kegiatan yang telah menjadi citra budaya Ciamis di tingkat nasional
Bupati Kabupaten Ciamis Drs. Iing Syam Aripin, mengatakan dalam sambutannya bahwa, nyangku ini harus terus dilestarikan, karena ini sebuah pelestarian budaya Ki Sunda. Acara ini sudah sangat tepat di adakan di Situ Lengkong, karena selain lokainya bagus juga Situ Lengkong merupakan peninggalan masa lalu yang masih ada. Menurut Iing, banyak investor yang ingin membangun hotel di Panjalu, namun Pemerintah tidak mengijinkan, karena akan merusak citra budaya yang sudah ada. Panjalu dengan keaslian alamnya, dengan wisata religinya sudah menjadi ciri khas tersendiri di Kabupaten Ciamis. Iing berjanji akan terus mengembangkan potensi wisata dan potensi daerah Panjalu ini, agar mampu membantu kesejahteraan masyarakat Panjalu. Bupati megucapkan terima kasih kepada sesepuh dan semua masyarakat yang terus konsisten menyelenggarakan upacara adat nyangku ini.
Selanjutnya Drs, Iing Syam Aripin mengatakan bahwa Ciamis akan di jadikan daerah Konservasi, sehingga dalam beberapa tahun kedepan, Ciamis akan hijau. Demikian juga dengan Situ Panjalu, Iing menghimbau agar semua masyarakat gemar menanam pohon, supaya Situ Panjalu tetap menghasilkan air.
“Lingkungan Situ Panjalu harus hijau, harus ditanami, supaya Situ Panjalu terus menghasilkan air yang banyak,  karena kalau Situ Panjalau sudah tidak memberikan airnya lagi, apa yang akan kita persembahkan, tentunya akan memberikan objek wisata Situ Panjalu yang kering.” Ucapnya
**Wsn/Atus/Hend/Ktv










Share:

0 comments:

Post a Comment

Kawali TV

Blog Archive

Recent Posts

BERITA