Pada Kamis, 3 Oktober 2024, Komunitas Gada Membaca menyelenggarakan dua pelatihan bertema "Pelatihan Menulis dan Menerbitkan Buku" serta "Pelatihan Pengelolaan Media Sosial/Platform Digital dan Branding". Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian realisasi Bantuan Pemerintah untuk Penggerak Komunitas Literasi 2024 dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Bahasa Kemendikbudristek RI. Bertempat di Komunitas Gada Membaca, Jl. Raya Ciamis - Cirebon, Desa Winduraja, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis. Pelatihan ini dihadiri oleh para pegiat literasi, guru, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Kegiatan pelibatan masyarakat berupa Pelatihan Menulis dan Menerbitkan Buku, oleh Bayu Novri dari Penerbit Bukune, dipandu oleh moderator Ilham Jaya Kusumah, relawan Komunitas Gada Membaca. Pada sesi pagi pelatihan diikuti 30 orang. Pada pelatihan ini Bayu Novri mengajak peserta untuk mencari strong why (alasan kuat untuk menulis), tujuan menulisnya, dan harus bertanggung jawab dengan tulisannya.
Bayu menambahkan menulis jangan dipaksakan, mencari ide tulisan bisa dengan menonton, mendengarkan lagu, membaca, dan yang penting pesan dari tulisan itu sampai kepada pembaca.
Belajar menulis secara bertahap, cerita dibuat dengan kalimat utuh, kemudian perjelas tulisan kita agar bisa dipahami oleh penulis dan pembacanya. Untuk memfasilitasi proses belajar pasca pelatihan, pengelola Gada Membaca akan mengumpulkan tulisan peserta untuk dibukukan menjadi karya bersama.
Sesi siang dilanjutkan dilanjutkan Pelatihan Pengelolaan Media Sosial/Platform Digital dan Branding TBM bersama Dono Salim, Penulis Buku "Sial, Lagi-lagi Overthinking!", dipandu oleh moderator Hana Hanifah, relawan Komunitas Gada Membaca.
Pada sesi yang diikuti 25 orang peserta ini Dono Salim mengawali sesi dengan menegaskan bahwa kita semua bisa menjadi konten kreator.
Pondasi awal dalam membuat konten diantaranya dengan audio, visual dan cerita. Cerita adalah pintu masuk kedalam sebuah konten, artinya sebelum membuat konten harus menyiapkan skripnya terlebih dahulu. Ada empat cara membuat ide cerita yaitu dari kegelisahan hati, hal/hobi yang disukai, melihat dari sekitar tempat tinggal, dan terinspirasi dari idola.
Dono juga menyampaikan saat ini ada tiga top media sosial: tiktok, instagram dan -X (twitter).
Menjawab pertanyaan dari peserta yang antusias mengikuti pelatihan ini, Dono menyampaikan saat memposting kita harus memperhatikan jam upload dan judul dalam sebuah konten karena dari judul yang menarik dapat menjadi daya tarik lebih bagi penonton dan menambah rasa penasaran.
Semua sesi kegiatan diakhiri dengan foto bersama narasumber dengan memegang buku yang dibagikan kepada peserta.*Gusmun, relawan Komunitas Gada Membaca.
0 comments:
Post a Comment