Senin 3 Desember 2018, Ritual Upacara Nyangku
dilaksanakan. Upacara pencucian benda pusaka peninggalan Prabu Boros Ngora ini,
dilaksanakan seperti biasanya. Air untuk pencucian dari 9 mata air pun sudah
disiapkan.
Mata air di ambil dari 9 mata air, sudah dilakukan oleh Yayasan
Borosngora sejak 2 bulan lalu, kawalitv.com pun ikut meliput saat mengambil ke
karantenan gunung sawal.
Air-air itu disimpan terlebih dahulu selama 1 bulan di
Ciomas yaitu dirumah ibu Iam salah seorang sesepuh Panjalu.
Dengan diiringi rintik air hujan rombongan pembawa pedang
pusaka peninggalan prabu boros ngora bergerak keluar dari bumi alit. Mereka menuju
ke pulau yang ada di tengah situlengkong.
Menurut Auh, adanya hujan mengiringi merupakan barokah,
karena jadi tidak terasa panas, karena hujannya tidak besar jadi hanya
mengiringi saja.
“ini barokah ya, hujan menyertai kita, biar tidak terlalu
panas” ujarnya
Rombongan ini terdiri dari genjring pengiring, pembawa dupa,
sepasang putraputri cicit keturunan panjalu, rombongan pembawa pusaka yang
dipimpin bapak Auh, rombongan ibu-ibu pembawa air di lodong, para badega dan
masyarakat. Termasuk dari mahasiswa dari kampus ISBI jurusan Antropologi Budaya
ikut dalam rombongan.
Ada yang berbeda dari tahun lalu, kali ini dalam arak-arakan
di awali oleh pasukan kraton dari Jogja, mereka sengaja datang untuk mengikuti
upacara nyangku.
Setelah di pulau yang terdapat makam Prabu Hariang Kencana, mereka
disambut oleh kesenian Gembyung, selanjutnya pusaka dan air di tawasuli oleh
sesepuh, setelah itu, rombongan kembali dan menuju ke alun-alun untuk
memandikan pusaka-pusaka tersebut.
Pemandian dilaksanakan di alun-alun Borosngora seperti biasanya yaitu di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Antusias masyarakat yang hadir begitu banyak, mereka ingin melihat prosesi tersebut, sambil mencari keberkahan dari air bekas pemandian pusaka tersebut. mereka ada yang menganggap air tersebut membawa keberkahan, walau belum pasti. Namun ini semua memang menjadi berkah bagi banyak orang diantaranya masyarakat jadi ada hiburan, mengenal sejarah, belanja dan para pedagangpun meraup keuntungan. itu semua adalah salah satu keberkahan dari banyak keberkahan lainnya.
Pemandian diawali dengan memasukan air yang dari lodong ke
dalam tong, kemudian Bapak Auh membawa pedang pusaka peninggalan Prabu
Borosngora tersebut ke tempat pemandian.pusakapun dimandikan, setelah itu pedang
diurapi dengan asap dupa. Setelah dirasa cukup, pedang pusaka kembali di
bungkus kain putih dan diarak kembali ke bumi alit.**Wsn&Nonong
0 comments:
Post a Comment