Maraknya kejadian penganiyaan terhadap para pemuka
agama yang ditenggarai dilakukan orang gila di beberapa kota, kini isyu
kejadian tersebut terjadi di kabupaten Pangandaran.
Bermula saat
tertangkapnya orang gila yang disinyalir pura-pura gila di Dusun Cilele
Desa Cimerak Kecamatan Cimerak (23/2). Apalagi, menurut beberapa warga,
orang gila tersebut mencari salah seorang tokoh agama sekaligus ketua
MUI Kabupaten Pangandaran, pimpinan pondok Pesantren Al-Furqon, KH.
Otong.
Saat ditemui di kediamannya, kepada PNews, Kh. Otong pun
membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, awal mula kecurigaan saat ia
sedang melaksanakan khotbah Jum'at di mesjid pesantren miliknya, ada
dua orang dengan mengendarai sepeda motor mio menanyakan pada santri
perempuan, dimana letak rumah kediamannya.
“Dua orang itu menggunakan bahasa Indonesia saat bertanya pada santri saya. "jelasnya. (24/02)
Dikatakan
Otong, dan sore harinya saat ia sedang santai di depan rumah, tiba tiba
lewat orang gila yang membawa karung. Menurut Otong, awalnya ia pun
tidak curiga apa apa dan menyangka itu orang gila biasa saja.
Namun
sekitar pukul 20.00, lanjutnya, ada salah seorang warga Dusun Cilele
menelponnya dan mengatakan, ada orang gila yang membawa karung bertanya
alamat rumahnya pada orang yang berpapasan di jalan.
“Dan sekitar
pukul 21.30 saya mendapat kabar orang gila tersebut ditangkap warga
dikarenakan gerak geriknya mencurigakan dan langsung diarak ke polsek
Cimerak, tapi anehnya waktu ditangkap orang gila tersebut nampak grogi tidak seperti orang gila biasanya", terangnya.
Otong
menambahkan, kalau memang ia orang gila beneran, apa tujuannya
menanyakan kediamannya. Menurutnya lagi, orang gila itu otaknya tidak
sehat dan sudah rusak, tapi ini dalam berkominikasi bisa jelas dan
terarah saat menanyakan alamat rumahnya.
Abah Otong berharap
untuk semua tokoh agama di Kabupaten Pangandaran tidak perlu takut pada
kejadian atau isyu yang sekarang sedang marak berkembang di daerah
lain.
"Tidak perlu takut pada orang gila namun kita tetap harus waspada", pungkasnya.
Kejadian serupa banyak dikeluhkan oleh kyai di Jawa Barat, seperti di Purwakarta, Bandung, juga Ciamis.
Kejadian yang sama:
Di Kecamatan Kawali terjadi pengejaran di pondok pesantren Bahrul Ulum Sindangsari Desa Sindangsari Kecamatan Kawali, masyarakat dan santri mengejar orang yang masuk ke pondok, namun lompat lewat genting dan menghilang. demikian pula di kawali banyak kejadian orang gila masuk ke pondok atau mendekati rumah kyai.
Tadi malam Jumat 23 Pebruari 2018, warga juga mengamankan orang yang tidak dikenal tanpa identitas, mengaku dari kediri, tujuan ke garut tapi nyasar ke Kawali. orang ini mengaku bernama Albanal, dirinya berada di mesjid Baiturrahman Kawalimukti, Kecamatan Kawali, saat ditanya ktp mengaku hilang bersama tasnya, namun ia menggendong tas, katanya pemberian orang, karena tas dan dompetnya hilang dicolong orang di daerah Raja Galuh Majalengka. Yang membuat aneh, dari Majalengka mau ke Garut mengaku jalan kaki selama 13 hari, sampai di Tasik, tapi sampai diTasik katanya jalan lagi tau-tau sampai di Kawali. tapi saat ditanya kenapa gak langsung ke Garut katanya karena tidak ada uang, lalu apa bedanya dengan ke Kawali. Yang jelas aneh, warga dibantu petugas keamanan menitipkan orang ini ke bus Budiman agar kembali ke Cirebon, karena ia mengaku akan pulang ke kediri lewat cirebon. (AGE&WSN)
0 comments:
Post a Comment