Aksara sunda Kawali harus dipatenkan

Ciamis adalah pusat Galuh, Ciamis pemilik aksara sunda kuno. Galuh  berada di Ciamis, batu tulis jaman Prabu Wastukencana juga adanya di Ciamis. Sudahkah kita memahami apa itu Galuh, sudahkah kita mengerti aksara sunda kuno, yang notabene aksara itu ada di pusat krajaan Galuh yaitu Ciamis. Adalah Anton asal Langkaplancar yang mengungkapkan itu semua saat dirinya berkunjung ke redaksi kawalitv.com, Jumat 19 Pebruari 2016, Anton yang campuran Putra Galuh dan Wonosobo, membawa marga Praja, Anton sangat konsent terhadap budaya. Anton sangat ingin mempelajari sejarah sunda, asal muasal Galuh. Dari mana mulainya Anton mengatakan banyak jalur, namun yang jelas bahwa sejarah awal kerajaan Galuh memang panjang.  Dirinya termasuk orang yang mendemo taman raflesia, yang kini jadi Alun-alun Ciamis. Anton juga diantara banyak orang yang memberi masukan agar pakaian adat sunda digunakan dalam pakaian resmi. Aksara sunda yang ada di Ciamis, tepatnya di Kawali secara khusus merupakan aset  Ciamis, dan Indonesia pada umumnya. Anton berpendapat, aksara sunda kuno seperti yang ada di Kawali ini hanya ada di Kawali-Ciamis. Jadi jangan sampai Kabupaten lain yang tau-tau mematenkan atau menggunakannya. Ini penting untuk kekayaan intelektual dan khasanah seni budaya. "Hak paten aksara sunda yang ada di pusat kegaluhan ini penting,  jadi siapa yang ingin menggunakan aksara sunda kuno seperti yang ada di Kawali ini, harus seijin Kabupaten Ciamis, jadi tidak sembarangan orang menggunakan untuk tujuan bisnis. Kecuali untuk di buat dalam kaos, baju atau iket, tapi itu potonya, itu bisa saja karena itu nilai promosi" ujarnya
Day Hendarman Praja saat dijumpai di Padepokan Seni Astana Gede Kawali minggu 21 Pebruari 2016, merasa perlu hak paten dari aksara sunda kuno yang ada di Kawali, karena ini adalah warisan budaya sunda, yang memiliki nilai tinggi. Ini penting karena memang aksara ini jarang. Menurut Day, selain di Kawali, aksara ini ada di batu tulis Bogor. Jika aksara sunda kuno bulat ujungnya, kalau aksara sunda kini sudah runcing, jadi berbeda masa kuno dan masa kini, menurut Day ini perlu dipatenkan. Sementara praktisi budaya yang masih muda namun banyak berkiprah di dunia seni budaya dan kemanusiaan, Raden Ega Anggara Al Kautsar, mengaku bahwa  dirinya kurang memahami atas hak paten itu, namun secara pribadi dirinya berpendapat, ini perlu, namun demikian ini perlu kajian, seperti ke Uneco, karena Borobudur selaku yang dianggap warisan dunia, apakah Unesco hanya cukup mencatat saja atau temasuk mempatenkan bahwa situs itu beserta isinya adalah hak paten bangsa Indonesia. Aksara sunda yang ada di Kawalipun demikian, apakah Unesco sudah mencatat dan mempatenkan, dirinya kurang faham. "Secara pendapat pribadi yang saya orang Kawali, merasa perlu aksara sunda yang ada di Kawali dipatenkan, supaya tidak sembarang orang menggunakannya, khusunya yang keperluannya bisnis" ujar Ega.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Kawali TV

Blog Archive

Recent Posts

BERITA