Kementerian Pariwsata dan ekonomi kreatif, Pranoto, mengatakan saat aksi sapta
pesona peningkatan masyarakat destinasi wisata klaster III Jabar, di Situs
Ciungwanara Karangkamulyan 23/4 2014, bahwa Ciamis harus siap menerima limpahan
wisatawan dari segala penjuru, karena Ciamis bedekatan dengan Garut, jadi
potensinya sangat besar untuk jadi tujuan utama kunjungan wisata.
Menurut
Pranoto, wisatawan yang tujuan Jawa Barat adalah ke Bandung dan Garut,
sementara Bandung, Garut dan Tasik sudah macet, jadi jelas limpahannya pasti ke
Ciamis. Sementara di Ciamis sendiri objek wisata sangatlah banyak jadi harus
mampu mengelolanya dengan baik dan menarik supaya wisatawan banyak datang dan
betah di Ciamis.
“Masyarakat
Ciamis harus jeli menangkap peluang, saya sangat senang karena di Ciamis
ternyata banyak potensi wisatanya” ujar Pranoto
Pranoto merasa
kagum melihat kerapihan Kota Ciamis, penataan yang bagus dan indah. Potensi
seni budayapun cukup tinggi dengan terpeliharanya kesenian daerah seperti
pupuh, calung, gembyung, kesenian karinding, dan kesenian tradisi lainnya.
Siswa-siswi
SMP dan SMA bisa bersatu untuk menyanyikan lagu-lagu pupuh, dan lagu-lagu
daerah lainnya. “ini bagus, anak SMP dan SMA masih mau menggeluti lagu-lagu
pupuh, ini jarang” tutur Pranoto
Usai
mendengarkan lantunan pupuh dari Aziz, Metaliana dan Fchri, yang diiringi oleh
Devi, Faizal dan Rama, Pranoto berkenan menerima cindera mata berupa DVD pupuh
dari Sekar ing Yogasmara, serta menerima ukiran bamu yang didalamnya ada
karindingnya dari Yayasan Galoeh Ethnic Winduraja grup Karinding Nyengsol.
100 orang
peserta aksi sapta pesona, terdiri dari perwakilan masyarakat yang dekat dengan
objek wisata di Kabupaten Ciamis, terjun langsung kelapangan membersihkan
sampah di areal situs Ciungwanara Karangkamulyan. Acarapun terus berlangsung
hingga pukul 15.00, yang sebelumnya dari pukul 9.00 sampai pukul 12.00,
diberikan materi peningkatan kapasitas masyarakat di wisma PGRI Ciamis.
Kesenian
Daerah memang harus sering ditampilkan, hal ini agar tetap terpelihara dan
difahami oleh anak-anak masa kini, karena dikhawatirkan kesenian daerah punah
oleh kesenian luar yang terus memburu masuk ke daerah-daerah.
“Saya berharap
acara seni budaya seperti ini sering dipentaskan di situs-situs dan objek
wisata, supaya wisatawan tidak hanya melihat objek yang ada diloksi itu tapi
juga tahu ada kesenian tradisinya” ujar Atus Gusmaa ketua grup Karinding
Nyengsol Winduraja Kawali. **wsn
0 comments:
Post a Comment